Yesterday I had a terrible disease. My tummy was so sick n I had to waste my time in the toilet....Yeah.... :-(
I was so weak, didn't have much energy to do some activities outside...So I decided to stay at home and watching television in my bedroom...There's not any good tv program...The shows were only a silly dramas which were easy to guess n predictable....It's a big no no for me....I would get more aches for that...
Fortunately there was a reality show on ANTV (a good solace for the patient like me)...It was "My Special Date" show, hosted by Aldiansyah Taher (Nadia Vega's ex boy friend)n Tya Ariestya (Irwansyah's ex girl Friend). It was about two big fans who had to compete each other to win the prize "dating with Putri Titian, their idol"..I thought I should take participate in this show too cuz I'm also the fans of Putri Titian, the cute talented and rising artist..I usually follow her acting progress in some of her dramas and series.
But her style is very different now...She's more adult in her new look (long hair n it must be an extention hair).She's still cute, charming, cheerful, talkactive and friendly...But I miss the OLd Putri when she used to have a short hair.....
We can compare the picture now....
So, what is your opinion with the pictures below?
Putri with the Childish enchanted
Putri Looks more adult
Minggu, 16 November 2008
Sabtu, 06 September 2008
Business Idea
Banyak orang punya teori untuk jadi kaya seseorang tidak perlu sekolah. Faktanya, banyak para multi miliuner yang tidak lulus perguruan tinggi tapi berhasil melampaui kekayaan para lulusan Harvard Business School yang jadi professor, peneliti, konsultan atau para pejabat.Contohnya seperti Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, Bob Hasan, Bob Sadino, bahkan Bill gates, Donald Trump dan yang teranyar sekarang adalah Mark “Facebook” Zuckerberg.
Mark yang berstatus mahasiswa jurusan computer Universitas Harvard angkatan 2006, tak pernah menyelesaikan studinya. “If Facebook ever falls through, I’ll consider going back to Harvard”,ujar Mark.
Namun apa benar seperti yang dibilang oleh Robert T.Kiyosaki bahwa orang tak perlu sekolah kalau berniat menjadi entrepreneur? Kalau memang benar begitu, rasanya waktu yang saya habiskan di bangku kuliah bisa dibilang percuma dan sia-sia. Nyatanya walaupun saya kuliah di Jurusan Ekonomi Manajemen konsentrasi Manajemen Usaha Kecil, saya masih ragu dalam menangkap peluang untuk menjadi entrepreneur. Mau buka usaha masih bingung, jenis usaha apa yang “cocok “ dengan saya, kalaupun sudah tahu jenis usaha yang akan saya buka, bagaimana dengan resiko tinggi yang akan saya hadapi nantinya jika usaha saya gagal? Apakah saya sanggup mengembalikan pinjaman padahal modal pribadi saya sudah habis untuk membangun usaha tersebut?
Seperti teori yang saya baca bahwa “keraguan” merupakan mesin pembunuh semangat berbisnis yang paling berbahaya. Jutaan orang batal menjadi pengusaha gara-gara sebab yang satu ini, termasuk saya. Hehehe….
“Do the business and work as a hobby!” mungkin slogan itu pas untuk membuka usaha. Gairah hidup akan mendorong kita untuk menambah energi atau semangat untuk berkorban sesuatu yang kita cintai. Atau carilah bisnis yang berkaitan dengan hobby anda. Seperti Mark “Facebook” Zuckerberg yang sangat jago dalam pemrograman computer yang sudah dilakoninya sejak masih duduk di kelas 6SD dan Helmi Yahya yang sangat sukses dengan rumah produksi “Triwarsana” karena kecintaannya di dunia hiburan meskipun dia juga adalah dosen tetap Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Minat saya adalah membaca. Apakah mungkin suatu saat saya akan terjun ke bisnis yang akan berkaitan dengan minat saya itu?
Bisa jadi iya, karena saya ingin sekali membuka toko buku dengan suasana yang nyaman dan asri di sebuah bangunan rumah tempo doeloe yang luas dan membuat para pengunjung betah dengan suasana tersebut. Saya ingin mengadopsi bisnis “QB World Book”, toko buku yang merangkap cafĂ©. Di dalam toko buku, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas koneksi wireless LAN yang membuat pengunjung selalu tetap “mobile”. Inginnya sih toko buku ini juga dilengkapi dengan gallery lukisan dan seni. Tapi pasti butuh modal yang besar!
Jika anda sebagai konsultan bisnis saya, saran apa yang dapat anda berikan dan batu sandungan apa yang perlu anda ingatkan pada saya jika saya tetap ingin membuka bisnis tersebut? Thx…..
Mark yang berstatus mahasiswa jurusan computer Universitas Harvard angkatan 2006, tak pernah menyelesaikan studinya. “If Facebook ever falls through, I’ll consider going back to Harvard”,ujar Mark.
Namun apa benar seperti yang dibilang oleh Robert T.Kiyosaki bahwa orang tak perlu sekolah kalau berniat menjadi entrepreneur? Kalau memang benar begitu, rasanya waktu yang saya habiskan di bangku kuliah bisa dibilang percuma dan sia-sia. Nyatanya walaupun saya kuliah di Jurusan Ekonomi Manajemen konsentrasi Manajemen Usaha Kecil, saya masih ragu dalam menangkap peluang untuk menjadi entrepreneur. Mau buka usaha masih bingung, jenis usaha apa yang “cocok “ dengan saya, kalaupun sudah tahu jenis usaha yang akan saya buka, bagaimana dengan resiko tinggi yang akan saya hadapi nantinya jika usaha saya gagal? Apakah saya sanggup mengembalikan pinjaman padahal modal pribadi saya sudah habis untuk membangun usaha tersebut?
Seperti teori yang saya baca bahwa “keraguan” merupakan mesin pembunuh semangat berbisnis yang paling berbahaya. Jutaan orang batal menjadi pengusaha gara-gara sebab yang satu ini, termasuk saya. Hehehe….
“Do the business and work as a hobby!” mungkin slogan itu pas untuk membuka usaha. Gairah hidup akan mendorong kita untuk menambah energi atau semangat untuk berkorban sesuatu yang kita cintai. Atau carilah bisnis yang berkaitan dengan hobby anda. Seperti Mark “Facebook” Zuckerberg yang sangat jago dalam pemrograman computer yang sudah dilakoninya sejak masih duduk di kelas 6SD dan Helmi Yahya yang sangat sukses dengan rumah produksi “Triwarsana” karena kecintaannya di dunia hiburan meskipun dia juga adalah dosen tetap Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Minat saya adalah membaca. Apakah mungkin suatu saat saya akan terjun ke bisnis yang akan berkaitan dengan minat saya itu?
Bisa jadi iya, karena saya ingin sekali membuka toko buku dengan suasana yang nyaman dan asri di sebuah bangunan rumah tempo doeloe yang luas dan membuat para pengunjung betah dengan suasana tersebut. Saya ingin mengadopsi bisnis “QB World Book”, toko buku yang merangkap cafĂ©. Di dalam toko buku, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas koneksi wireless LAN yang membuat pengunjung selalu tetap “mobile”. Inginnya sih toko buku ini juga dilengkapi dengan gallery lukisan dan seni. Tapi pasti butuh modal yang besar!
Jika anda sebagai konsultan bisnis saya, saran apa yang dapat anda berikan dan batu sandungan apa yang perlu anda ingatkan pada saya jika saya tetap ingin membuka bisnis tersebut? Thx…..
Kamis, 14 Agustus 2008
China – The Dragon Emperor Country
Minggu lalu, saya dan beberapa orang teman menonton film “The Mummy…Tomb Of The Dragon Emperor”. Kebetulan film yang paling bagus ditayangkan di Medan cuma itu. Selebihnya film-film lain yang sedang ditayangkan juga adalah: Batman” The Dark Knight”, Oh My God dan One Missed Call. Menurut saya film ini paling “mendingan”. Karena Film Batman “The Dark Knight” sudah saya tonton dan menurut saya ceritanya terlalu rumit dan membingungkan. Yang menonjol dari film itu hanya tokoh Joker yang diperankan oleh Heath Ledger, actor muda Australia yang ditemukan meninggal di apartemennya bulan Januari 2008 kemarin. Selebihnya ceritanya hanya diisi dengan kesadisan dan kebrutalan Joker dan teman-teman mengejar dan membunuh Batman. Saya termasuk orang yang anti kekerasan. Jadi bisa dibilang bahwa I really didn’t enjoy the movie walaupun film itu sudah menduduki posisi box office dunia selama berminggu-minggu.
Balik lagi ke Film The Mummy..”Tomb Of The Dragon Emperor”. Film ini merupakan sekuel ketiga The Mummy. Cerita dibuka oleh Alex O’Connell (putra dari Rick O’Connell) yang mencari mumi Kaisar Dragon Han (Jet Li) yang telah dikutuk oleh seorang penyihir wanita selama 2000 tahun. Namun malangnya, mumi Kaisar Dragon terbebas dari kutukan berencana membangun kembali kerajaannya dan menaklukan dunia. Alex harus meminta pertolongan kepada Rick dan Evelyn (Ibunya) bertualang menyisiri makam-makam kuno Cina sampai ke Himalaya untuk memusnahkan mumi sang Kaisar sebelum semuanya terlambat. Yang membuat film ini semakin menarik adalah munculnya Yetti “makhluk misterius Himalaya”. Are they really there? Film ini membuat saya semakin ingin berkenalan dengan budaya China. Ditambah dengan wajah saya yang Oriental Look, makin klop saja rasanya mempelajari Negeri tirai Bambu ini.
Kekaguman saya terhadap China adalah kita bisa melihat perpaduan antara warisan budaya China kuno dan modernitas dari segi kesenian dan pakaian penduduknya. Untuk urusan transportasi ramah lingkungan, China adalah pemenangnya. Karena sejauh pengamatan saya, penduduk Cina lebih mengandalkan sepeda untuk transortasi dibandingkan dengan bus, taksi, trem, dan kereta subway. Mungkin rakyat Indonesia harus “menggali ilmu sebanyak-banyaknya” dari Negara China. Seperti pepatah lama yang mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China”.
Suatu saat saya ingin sekali pergi ke China.Mengunjungi Beijing, The Great Wall, Ming’s Tomb, Forbidden City, TiANMen Square, dan Temple of Heaven, serta objek-objek wisata menarik lainnya.
Dari sekarang saya harus menabung… Kurangi pengeluaran yang tidak perlu. supaya “Jalan-jalan Ke China tak hanya lamunan di siang bolong”. It will come true soon…….. China, here I come…..
Balik lagi ke Film The Mummy..”Tomb Of The Dragon Emperor”. Film ini merupakan sekuel ketiga The Mummy. Cerita dibuka oleh Alex O’Connell (putra dari Rick O’Connell) yang mencari mumi Kaisar Dragon Han (Jet Li) yang telah dikutuk oleh seorang penyihir wanita selama 2000 tahun. Namun malangnya, mumi Kaisar Dragon terbebas dari kutukan berencana membangun kembali kerajaannya dan menaklukan dunia. Alex harus meminta pertolongan kepada Rick dan Evelyn (Ibunya) bertualang menyisiri makam-makam kuno Cina sampai ke Himalaya untuk memusnahkan mumi sang Kaisar sebelum semuanya terlambat. Yang membuat film ini semakin menarik adalah munculnya Yetti “makhluk misterius Himalaya”. Are they really there? Film ini membuat saya semakin ingin berkenalan dengan budaya China. Ditambah dengan wajah saya yang Oriental Look, makin klop saja rasanya mempelajari Negeri tirai Bambu ini.
Kekaguman saya terhadap China adalah kita bisa melihat perpaduan antara warisan budaya China kuno dan modernitas dari segi kesenian dan pakaian penduduknya. Untuk urusan transportasi ramah lingkungan, China adalah pemenangnya. Karena sejauh pengamatan saya, penduduk Cina lebih mengandalkan sepeda untuk transortasi dibandingkan dengan bus, taksi, trem, dan kereta subway. Mungkin rakyat Indonesia harus “menggali ilmu sebanyak-banyaknya” dari Negara China. Seperti pepatah lama yang mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China”.
Suatu saat saya ingin sekali pergi ke China.Mengunjungi Beijing, The Great Wall, Ming’s Tomb, Forbidden City, TiANMen Square, dan Temple of Heaven, serta objek-objek wisata menarik lainnya.
Dari sekarang saya harus menabung… Kurangi pengeluaran yang tidak perlu. supaya “Jalan-jalan Ke China tak hanya lamunan di siang bolong”. It will come true soon…….. China, here I come…..
Langganan:
Postingan (Atom)